Psikologi
JUDUL : GANGGUAN TIDUR
Dosen pengampu : Hermanto, S.Psi.
DI SUSUN OLEH
RAUDATUL JANNAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
MOTTO
“
Hidup tidak akan berarti apa-apaTanpa cobaan
Dan
Allah
tidak akan memberikan cobaanYang melampau batas
kemampuan
yang kita miliki,
bukan
kesulitan yang membuat kita takut
tapi
ketakutan
itulah yang mempersulit”
PERSEMBAHAN
Dengan Bismillah..............
Ku ukir bait-bait
sanubari yang indah
Dengan
Bismillah..............
Ku ulurkan tangan
memohon Rahmat dan ridhomu Allah
Segala pujian bagi mu Allah, Tuhan sekalian alam
Yang maha pengasih dan maha penyayang
Pujian yang meliputi segala nikmat- Nya
Dan meliputi segala kelebihan- Nya
Pujian untuk hidupku yang diberikan-Nya
Dengan kasih
satang mu Engkau ciptakan manusia
Dari setetes cinta
ayahku
Engkau ciptakan
aku dalam dunia kasih sayang ibuku
Memberi karunia
yang tak terhingga
Agar aku mampu
menjadi manusia yang berrguna
Dan bersyukur aku dengan hidupku
Dengan syukurku.............
Aku mempersembahkan makalah ini
Untuk semua orang yang ku sayangi
Termasuk pak Hermanto, S.Psi
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil
alamin.......
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA,serta telah
menciptakan alam semesta ini dan memberikan saya kesehatan, sehinga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Serta tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam penulisan makalah ini ,semoga dapat
bermanfaat untuk semuanya.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kakurangan
,maka dari itu kami menerima saran dan kritikan.
Tembilahan, April 2014
Penulis
Daftar Isi
Motto
............................................................................................................... i
Persembahan................................................................................................ ii
Kata
Pengantar.............................................................................................. iii
Daftar
isi.......................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN
1)
Latar belakang................................................................................... 1
2)
Tujuan dan manfaat......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian gangguan tidur............................................................. 2
B.
Macam-macam gangguan tidur...................................................... 3
C.
Cara penangganan ganggguan tidur........................................... 12
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 14
B. Saran................................................................................................... 14
Daftar
Pustaka............................................................................................... 15
LAMPIRAN
-
IDENTITAS DIRI................................................................................ 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa,
di mana dalam hal ini saya
membahas tentang GANGGUAN TIDUR. setiap manusia pasti menggalami tidur mulai
dari bayi sampai akhir hayat, di mana didalam
tidur setiap orang menggalami berbagai masalah atau gangguan saat tidur.
Penjelasan nya akan bahas
pasa bab berikutnya.
2. Tujuan dan Manfaat
*
Tujuan.
Memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang berbagai pengertian dan macam-macam gangguan tidur serta
penangganan gangguan tidur
*Manfaat.
Makalah ini
bermanfaat untuk semua pihak agar
mengetahui tentang gangguan tidur, serta penangganannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Tidur
adalah fungsi biologis yang dalam berbagai hal tetap misterius. Kita tahu bahwa
tidur memiliki fungsi restoratif dan sebagian besar dari kita membutuhkan
setidaknya 7 jam atau lebih untuk tidur
pada malam hari agar kita dapat berfungsi dengan baik.
Namun
kita tidak dapat mengidentifikasi perubahan biokimiawi spesifik yang terjadi
selama tidur yang berkontribusi dalam fungsi restoratif tersebut.
Kita
juga mengetahui bahwa banyak dari kita yang terganggu oleh masalah tidur,
meskipun penyebab dari beberapa masalah ini belum jelas . masalah tidur yang
menyebabkan stress pribadi yang signifikan atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, atau peran lain diklasifikasikan dalam sistem DSM sebagai sebagai
gangguan tidur ( sleep disorder ).
Gangguan tidur ( sleep disorder ) adalah masalah atau gangguan
yang berhubungan dengan tidur yang berulang kali dan terus ada yang menyebabkan
distres atau hendaya untuk berfungsi dengan baik.
B. MACAM –MACAM GANGGUAN TIDUR
DSM mengelompokkan gangguan tidur kedalam dua kategori utama:
ð Dissomnia
Dissomnia
( dyssomnias ) adalah gangguan tidur yang memiliki karakteristik terganggunanya
jumlah, kualitas, atau waktu tidur.
Ada lima tipe khusus
dissomnia :
1. Insomnia
Istilah insomnia berasal dari bahasa latin “in” yang artinya “tidak” dan tentu saja “somnus” yang artinya “tidur” .
insomnia yang muncul sewaktu-waktu
terutama pada saat kita sedang stres, bukanlah suatu yang abnormal. Namun,
insomnia yang terus ada dan memiliki kesulitan berulang untuk tidur atau untuk
tetap tidur adalah pola prilaku yang
abnormal ( Pallesen, dkk 2001 ).
Macam-macam
insomnia:
è Insomnia
kronis
Setiap
tahunnya sekitar 1 dari 3 orang amerika menggalami insomnia kronis ( Gillin,
1991 ), insomnia kronis yang bertahan selama sebulan atau lebih sering kali
merupakan tanda dari masalah fisik atau gangguan psikologis seperti depresi.
Jika
problem yang ada dibalik insomnia itu ditanggani dengan baik, ada kemungkinan
untuk memperbaiki pola tidur menjadi normal kembali.
è Insomnia
primer
Adalah insomnia yang tidak disebabkan oleh gangguan psikologis
atau gangguan fisik lainnya, atau oleh efek obat atau pengobatan.
Diperkirakan 14 juta orang
di Amerika sebagian besar diantara mereka berusia sekitar 40 tahun, menggalami
insomnia primer ( Nagourcy, 2001b ).orang-orang dengan insomnia primer memiliki
kesulitan yang terus-menerus untuk tertidur, tetap tidur, atau menggalami tidur
yang restoratif ( tidur yang
membuat orang merasa segar dan berenergi ) dalam jangka waktu sebulan atau
lebih.
Orang-orang muda dengan
insomnia primer biasanya menggeluh membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
menjadi tidur.
Insomnia primer
mengakibatkan rasa lelah disiang hari dan mengakibatkan timbulnya tingkat
stress pribadi yang signifikan atau kesulitan untuk menampilkan peran sosial,
belajar, pekerjaan atau peran lainnya dengan baik. Tidak mengherankan bila
terdapat tingkat komorbiditas yang tinggi antara insomnia dengan masalah
psikologis lain, terutama kecemasan dan depresi ( Breslu dkk, 1996 ; Morin dan
Ware, 1996 ). Meskipun prevelensi dari insomnia primer tidak diketahui,
gangguan ini dipandang sebagai bentuk gangguan tidur yang paling umum.
2.
Hipersomnia
Kata
hipersomnia ( hypersomnia ) berasal
dari bahasa yunani “hyper “ yang
artinya “ lebih atau lebih normal “ dan
dari bahasa latin “somnus” yang
artinya “tidur”
Hipersomnia
merupakan
primer merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung
sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan dapat berbentuk
kesulitan untuk bangun setelah priode tidur yang panjang ( biasanya 8 sampai 12
jam). Atau mungkin ada pula pola tidur sian, muncul hampir setiap hari, dalam
bentuk tidur siang yang diharapkan atau
tidak diharapkan. Meskipun terdapat fakta bahwa tidur siang biasanya
berlangsung selama satu jam atau lebih., orang tersebut tidak merasa segar saat
bangun.
Gangguan ini dipertimbangan primer karena
faktor penyebabnya bukan berasal dari tidur yang tidak cukup pada malam hari
akibat insomnia atau faktor lainnya dari gangguan psikologis atau gangguan
fisik lainnya atau dari obat atau pengobatan.
3. Narkolepsi
Narkolepsi
( narcolepsy ) berasal
dari bahasa yunani “narke” yang
artinya “tidak sadar atau pingsan
(stupor)“ dan “lepsis” yang
artinya “serangan”. Orang dengan
narkolepsi menggalami serangan tidur dimana mereka mendadak tidur tanpa adanya
pertanda pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang hari. Mereka tetap tertidur
untuk jangka waktu rata-rata sekitar 15 menit.
Orang tersebut dapat berada
dalam perbincangan dengan orang lain pada suatu saat dan jatuh tertidur
dilantai pada saat berikutnya. diangnosis
yang diberikan ketika serangan
tidur muncul setiap hari selama priode 3 bulan atau lebih dan dikombinasikan
dengan kehadiran salah satu atau kedua kondisi berikut:
- Cataplexy
( kehilangan kontrol otot secara mendadak )
- Gangguan
tidur REM ( REM sleep ) dalam tahap transaksi antara sadar dan tidur ( APA,
2000 )
Tidur
REM atau rapid eye biasanya movement ( gerakan mata yang cepat ). Adalah tahap
tidur yang diasosiasikan dengan bermimpi. Dikatakan begitu karena mata orang
yang sedang tidur cendrung untuk bergerak secara cepat dibawah kelopak matanya
yang tertutup. Serangan narkoleptik
dihubungkan dengan transisi yang cepat ketidur REM dari kondisi terjaga.
Cataleplexy
biasanya diakibatkan oleh reaksi emosional yang kuat, seperti bahagia atau
marah. Hal ini dapat berkisar mulai dari rasa lemah yang tak seberapa dikaki
sampai benar-benar kehilangan kontol otot yang mengakibatkan orang tersebut
jatuh secara tiba-tiba ( Dahl, 1992 ), orang dengan narkolepsi juga dapat
menggalami sleep paralysis ( kelumpuhan tidur ), tahap sesaat yang
mengikuti kondisi terjaga dimana seseorang merasa tidak mampu untuk bergerak
atau berbicara. Penderita juga biasanya melaporkan halusinasi yang menakutkan disebut hypnagogic
hallucinations, yang muncul sesaat sebelum mulai tidur dan cendrung
melibatkan sensasi visual auditori, taktil, dan kinestetik ( gerakan tubuh ).
Nerkolepsi
mempengaruhi pria dan wanita secara setara dan merupakan gangguan yang relatif
tidak biasa mempengaruhi kira-kira 0,02
% ( 2 dari 10.000 ) sampai 0,16% ( 16 dari 10.000 ) orang dari populasi dewasa
umum ( APA, 1994 ).
sekitar
2 dari 3 orang dengan narkolepsi jatuh tertidur ketika ketika tengah mengemudi
dan 4 dari 5 orang tertidur saat bekerja ( Aldrich, 1992 ).kecelakaan dalam
rumah tangga yang diakibatkan jatuh tertidur
juga merupakan hal yang sering terjadi ( Ferrans, Cohen dan Eshler, 1992
).
Tidak
mengherankan bila gangguan ini diasosiasikan dengan kualitas hidup yang lebih
rendah dalam hal kesehatan umum dan fungsi sehari-hari ( Ferrans, Cohen dan
Eshler,1992 ) penyebab dari norkelepsi masihbelum diketahui,tetapi kecurigaan difokuskan
pada hilangnya sel otak dalam hipotalamus yang menghasilkan suatu zat kimia
pengatur tidur ( Bazell, 2000, Mignot
dan Thorsby, 2001 ; Peyron dkk., 2000; Thannickal dkk., 2000 ).
4. Gangguan
tidur yang terkait dengan pernafasan
Orang dengan gangguan tidur
yang terkait dengan pernafasan (
breathing-related sleep disorder ) menggalami gangguan untuk tidur secara
berulang yang disebabkan oleh masalah pernafasan ( APA, 2000 ).
Obstructive
sleep apnea merupakan tipe yang paling umum, yang
melibatkan episode berulang dari gangguan pernafasan menyeluruh atau sebagian
selama tidur ( Zwilich 2000 ) . gangguan
dialami oleh sekitar 18 juta orang amerika
( Smith, 2001a ).
Kata apnea berasal dari prefiks bahasa yunani a-, yang artinya “tidak, atau tanpa “ dan pneuma yang artinya “ nafas “ kesulitan bernafas
diakibatkan oleh aliran udara yang tersumbat
pada jalan udara dibagian atas, dimana sering kali disebabkan oleh
kerusakan struktur , seperti langit-langit mulut yang terlalu tebal atau
pembesaran tonsil atau adenoids.
Dalam kasus gangguan
menyeluruh, seseorang dapat secara tidak sadar berhenti bernafas selam 15
sampai 90 detik sebanyak 500 kali sepanjan malam, ketika berhenti bernafas
seseorang dapat mendadak duduk, tersedak, menggambil nafas dalam beberapa kali
dan tertidur kembali tanpa terbangun atau menyadari bahwa pernafasannya telah
tergangu.
Obstructive sleep apnea
adalah masalah yang relatif umum, dengan perkiraan mengidikasikan bahwa
gangguan ini diderita sekitar 1 % sampai 10 % dari populasi dewasa mungkin
presentasenya lebih tinggi dari pada dewasa lanjut (
APA, 2000 ). Gangguan ini lebih umum terjadi pada pria separuh baya,
meskipun pria yang menderita apnea lebih banyak dari pada wanita , dengan
perbandingan 2 : 1, gangguan ini tidak terdiagnosis pada wanita ( Young dkk,
1996 ). Hal ini juga lebih umum terjadi diantara orang-orang yang menggalami
obesitas, disebabkan karena penyempitannya jalan udara dibagian atas akibat
pembesaran pada jaringan halus ( APA, 2000 ).
Tidak mengherankan bila
orang yang menderita tidur apnea memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dari
pada orang yang tidak menggalaminya ( Gall, isaac, dan Kryer, 1993 ).
Tidur apnea juga merupakan
masalah kesehatan karena hubungannya dengan peningkatan risiko hipertensi,
faktor risiko utama untuk serangan jantung dan stroke ( Nieto dkk;
Peppard.,2000 ; Zwilich , 2000 )
5.
Gangguan tidur irama sirkadia (
circadian rhythn sleep disorder )
Irama
tidur menjadai sangat terganggu karena ketidakcocokan antara tuntutan jadwal
tidur yang ditetapkan oleh seseorang dengan siklus internal tidur-bangun orang
tersebut.
Jet
lag biasanya disebabkan karena perrjalanan antarzona waktu tidak terrmasuk
disini karena biasanya hanya bersifat sementara . namun perubahan zona waktu
dan perubahan shift kerja ( misalnya pada perawat ) yang sering memunculkan
masalah yang lebih berrtahan lama atau lebih sering dalam menyesuaikan pola
tidur dengan tuntutan jadwal kerja, dan akhirnya menghasilkan gangguan irama
tidur sirkadia, penangganan dapat melibatkan program penyesuaian secara
bertahap pada jadwal yang menjadikan sistem serkadia seseorang sesuai dengan
perubahan jadwal tidur-bangun ( Dahl, 1992 ).
ð Parasomnia
Parasomnia ( parasomnias )
adalah prilaku abnormal atau pristiwa fisiologis yang muncul pada saat tidur
atau pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur.
Ada 3 macam tife parasomnia:
1. Gangguan mimpi buruk
Gangguan
mimpi buruk ( nightmore disorder ) merupakan proses terjaga dari tidur secara
berulang karena mimpi yang menakutkan ( mimpi buruk ).
Mimpi
buruk biasanya melibatkan cerita panjang seperti mimpi di mana terdapat ancaman adanya bahaya fisik
yang sudah dekat dengan individu, seperti dikejar, diserang atau dilukai, orang
yang menggalami mimpi buruk biasanya dapat menggigat mimpi buruk ini dengan
jelas pada saat bangun tidur, meskipun begitu kecemasan dan ketakutan tetap
bertahan dan menghalangi mereka untuk tidur kembali.
Mimpi buruk sering
dihubungkan dengan pengalaman traumatis dan umumnya lebih sering terjadi ketika
individu berada dalam kondisi stress.
2. Gangguan
teror dalam tidur
Teror dalam tidur cendrung
muncul saat sepertiga awal dari tidur malam serta saat tidur lelap dan tidak
REM ( Dahl, 1992 ).
Gangguan teror dalam tidur (
sleep teror disorder ) melibatkan episode teror dalam tidur yang berulang yang
menghasilkan proses terjaga secara tiba-tiba dan dimulai dengan teriakan panik
( APA, 2000 ), jika proses terjaga
muncul saat episode teror dalam tidur,orang biasanya akan terlihat binggung dan
menggalami disorientasi selama beberapa menit. Kebanyakan orang yang menggalami
teror dalam tidur akan kembali tertidur dan tidak menggigat apapun yang terjadi
pada pagi harinya.
Gangguan teror pada
anak-anak biasanya muncul di masa remaja, lebih banyak terjadi padda anak
laki-laki dari pada perempuan, tetapi orang dewasa perbandingan gender menjadai
sama. Pada orang dewasa masalah ini cukup kronis dimana selama itu frekuensi
dan itensitas episode terssebut meningkat dan menghilang dari waktu kewaktu.
Data mengenai prevalensi gangguan ini masih
kurang, namun episode dari teror dalam tidur diperkirakan terjadi pada 1 %
sampai 6 % dari anak-anak dan kurang dari 1 % pada orang dewasa ( APA, 2000 ).
Penyebabnya masih misteri pada saat ini.
3. Gangguan
berjalan sambil tidur
Gangguan berjalan sambil
tidur (sleepwalking disorder) Melibatkan episode berulang di mana orang yang
sedang tidur bangkit dari tempat tidur dan berjalan disekitar rumah sambil
tetap tidur.
Karena episode ini cendrung
terjadi saat tahap tidur yang lebih dalam dimana mimpi tidak hadir, episode
berjalan sambil tidur tidak terlihat melibatkan kehadiran mimpi.
Gangguan berjalan sambil
tidur paling banyak terjadi pada anak-anak mempengaruhi sekitar 1 % sampai 5 %
anak menurut sejumlah estimasi ( APA, 2000 ). Antara 10 % dan 30% dari
anak-anak diyakini pernah menggalami paling tidak satu kali gangguan tidur
sambil berjalan.
Penyebab berjalan sambil
tidur masi belum diketahui, meskipun begiitu baik faktor geneteis maupun
lingkungan diyakini terlibat dalam hal ini ( Hublin dkk., 1997 ).
C.
PENANGGANAN GANGGUAN TIDUR
Metode yang paling umum
menanggani gangguan tidur di Amerika adalah penggunaan pengobatan tidur yang
disebuit hipnotik( hypnotics ).
Hipnotik adalah obat, termasuk anastesi, dan sedatif, yang menyebabkan
ketidaksadaran penuh atau sebagian dan digunakan untuk menanggani gangguan
tidur. Namun, karena masalah-masalah yang berhubungan dengan obat-obatan ini,
pendekatan penagganan nonfarmakologik, terutama tetapi kognitik prilaku, telah
muncul kepermukaan
ð Pendekatan
biologis
Obat-obatan anti kecemasan
sering digunakan untuk mengatasi insomnia, termasuk sekelompok obat penenang minor yang disebut
benzodiazepine ( misalnya, Vlium , Librium dan Ativan ) ( Pallesen dkk, 2001 )
Obat penenang minor yang
disebut benzodiazepine dan anti depressant tricyclic juga digunakan untuk
menanggani gangguan tidur lelap-teror dalam tidur dan berjalan sambil tidur.
Obat-obatan psikoatif
lainnya, seperti stimulun, terkadang juga digunakan untuk membantu
memperrtahankan tahap terjaga pada seseorang dengan narkolepsi dan untuk
mengatasi rasa mengantuk disiang hari pada orang dengan hipersomnia.
Tidur apnea terkadang
ditanggani dengan obat-obatan yang bekerja pada pusat otak yang menstimulasi
pernafasan. Pembedahan juga dapat digunakan untuk memperlebar jalannya udara di
bagian atas alat pernafasan. Alat bantu mekanik juga dapat membantu
mempertahankan pernafasan selama tidur.
ð Pendekatan
psikologis
Menggunakan terapi kognitif
behavioral ( CBT ), yang dapat digunakan untuk mengubah kebiasaan tidur yang
madatif dan pemikiran atau keyakinan yang difungsionalkan mengenai tidur
Terapi kognitif-behavorial
biasanya menggunakan kombinasi dari beberapa tehnik termasuk kontrol stimulus,
pemantapan siklus tidur-bangun yang teratur, latihan relaksasi dan
restrukturisasi rasional. Kontrol stimulus melibatkan perubahan stimulus
lingkungan yang diasosiasikan dengan tidur.
Rekonstruksi rasional
melibatkan alternatif rasional untuk mengganti kekalahan dari pemikiran atau
kepercayaan maladatif yang bersifat self-defeating .
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tidur adalah fungsi biologis yang dalam
berbagai hal tetap misterius. Kita tahu bahwa tidur memiliki fungsi restoratif
dan sebagian besar dari kita membutuhkan setidaknya 7 jam atau lebih untuk tidur pada malam hari
agar kita dapat berfungsi dengan baik.
Gangguan tidur
adalah masalah yang berhubungan dengan tidur yang berulang kali dan terus ada
yang menyebabkan distres atau hendaya untuk berfungsi dengan baik.
DSM mengelompokkan ganguan
tidur kedalam dua kategori utama
1. Dissomnia
è Insomnia
è Hipersomnia
è Narkolepsi
è Gangguan
tidur yang terkait dengan pernafasan
è Gangguan
irama tidur sirkadia
2. Parasomnia
è Gangguan
mimpi buruk
è Gangguan
teror saat tidur
è Gangguan
berjalan sambil tidur
B. SARAN
Apabila kita menggalami
gangguan tidur maka segera lah mengatasinya agar tidak menjadi masalah yang
serius.
Daftar
Pustaka
Nevid jeffrey s,Dkk. 2003. Psikologi
Abnormal jilid 2. Jakarta : Erlangga.
IDENTITAS PENULIS
I.DATA
PRIBADI
a. Nama
: Raudatul
Jannah
b. Tempat Lahir : Pulau
Palas
c. Tanggal Lahir : 09-12-1993
d. Pekerjaan :
Mahasiswi
e. Alamat Saat Ini : Sungai
Salak
f. Alamat Rumah :
Sungai Salak
g. Contact Person :
082388554126
II.RIWAYAT
PENDIDIKAN UMUM
a. SD / Ibtidaiyah : Nama : SDN
003 sungai salak
b. SLTP/ Tsanawiyah : Nama
: Mts Nurul Hidayah sungai
salak
c. SLTA /Aliyah
:
Nama :
SMAN 1 Tempuling
d.
Dan
lain-lain : Nama
: STAI Auliaurrasyidin
Tembilahan
III.DATA ORANGTU A
Ayah :
a. Nama
: Hasan Basri
b. Tempat Lahir : Sungai Salak
c. Tanggal Lahir : 18-041968
d. Pendidikan Terakhir : SMA
e. Alamat Saat Ini
: Sungai Salak
f. Alamat Rumah
: Sungai Salak
Ibu :
a. Nama
: Syafralina
b. Tempat
Lahir : Tembilahan
c. Tanggal Lahir : 21-07-1974
d. Pendidikan terakhir: SD
e. Alamat Saat ini : Sungai
Salak
f. Alamat Rumah : Sungai
Salak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar